siapakah yg (berhak) mengimami kami?
Beliau menjawab: Orang yg paling banyak menghafal Al Qur'an, atau mengambil Al Qur'an. Salimah berkata; Saat itu, di antara orang-orang tersebut, tak ada yg paling banyak hapalan Al Qur'annya sebagaimana aku. Katanya lagi, Mereka lantas menyuruhku maju, padahal saat itu aku masih kanak-kanak. Aku mengimami mereka dgn menggunakan jubah. Dia berkata lagi, Tidaklah aku mendapati sekumpulan orang, melainkan akulah yg menjadi imam mereka. Dan, aku pulalah yg menyalati jenazah mereka hingga hari ini. [HR. Ahmad No.19443].
[[[]]]
Angkatlah yg banyak hafalan Qur`annya sebagai imam. Salimah berkata; Maka mereka memandang ke arahku, seolah-olah aku adl orang yg menyandang kemuliaan tersebut, sementara mereka tiada mendapat orang yg paling banyak hafalannya dibanding aku. Mereka lantas menyuruhku menjadi imam, padahal saat itu aku masih kanak-kanak. Aku mengimami mereka dgn menggunakan mantel (yang sempit), apabila aku ruku' atau sujud, maka tersingkaplah auratku. Seusai kami melaksanakan shalat, seorang wanita tua berkata; Tutupilah dari (pandangan) kami belakang (pantat) imam kalian. Salimah berkata; Lalu mereka (kaumku) menjahitkan jubah untukku. Salimah menyebutkan bahwa saat itu dirinya sangat gembira sekali. [HR. Ahmad No.19444].
[[[]]]
Hendaklah orang yg banyak (hafalan) Al Qur'an menjadi imam di antara kalian. [HR. Ahmad No.19445].
[[[]]]